Profil

Profil

Selasa, 29 November 2011

JANGAN PERKOSA MATAQ ^_^

Aurat, Mana tahan?
Coba tebak 4 kriteria berikut:
Putih, mulus, seksi, telanjang bulat. Apa yang ada dalam pikiran kamu?  Hayoo…jangan ngeres!  Jawabannya adalah: Sapi. Hehehe.


Melihat mode yang ngetrend di zaman core 2 duo ini memang benar-benar edan. Gimana tidak, coba aja perhatikan kehidupan di sekeliling kita, remaja saat ini pada gandrung dengan pakaian-pakaian yang katanya serba praktis dan ekonomis. Itu tuh, kostum kesebelasan sundel bolong alias you can see. Hmm, baru-baru ini juga lagi Booming celana pensil (Walah, bisa-bisa pabrik pensil gulung tikar nih!).

Inilah faktanya sodara-sodara, kehidupan remaja sekarang telah menunjukkan bahwa memang demikian cepat penyebaran pakaian “modern” ini.

Contoh kecilnya ketika saya pergi ke Mall-Mall.
Wuih, rasa-rasanya seperti memasuki dunia lain. Dunia Aurat!
Hampir keseluruhan ceweknya musti pake pakaian yang membuat saya ingin lari (lari apa nih maksudnya? Lari mendekati atau? Yee.. nggak lah yaw!).

Pikir-pikir, mereka kok suka nantangin kaum Adam dengan pakaiannya yang imut-imut, itupun belum lagi ditambah dengan gayanya yang centil alias cengengesan penuh kutil. Walah!
Lelaki mana sih yang mampu mengalihkan pandangannya saat melihat sapi pake you can see, eh, cewek ding?  Kalo laki-laki “shalih” sih saya yakin masih bisa manahan diri, walaupun saya juga yakin itu sangat berat. Lha kalo laki-laki “salah”?  Melihat yang putih, yang mulus, yang seksi? (Saya tidak bilang sapi lho!) Bisa-bisa mengganggu stabilitas nasional! (Cieh, bahasanya pejabat banget neh!).


Iya, dulu ada pengalaman salah seorang teman yang pernah sebangku.
Doi pernah cerita, katanya pas di jalan melihat cewek seksi, dari arah belakang terlihat seperti Madonna, eeh pas dilihat dari depan malah mirip Maradona; yang sejatinya pemain sepak bola tapi malamnya nyambi jadi tukang jaga kebun.  Wakaka, sory yeiy! Gubrakkkksss !!!!  Wah, rugi dong, sudah tekor iman, tontonannya mengecewakan pula.  Hahaha!
Maka bagaimana sekarang dengan keadaan di sekeliling kita ini yang hampir saban hari dan saban tempat ada pemandangan aurat yang mengundang sahwat?  Ini bisa merusak keimanan kita, cing! Bukankah iman akan bisa berkurang ketika melakukan kemaksiatan?  Sementara di waktu yang sama aurat-aurat itu seakan-akan memaksa kita untuk melakukan maksiat. Hhh, gimana nggak sedih coba? Awalnya maksiat mata, lalu ke maksiat pikiran, dan dilanjutkan lagi dengan maksiat perbuatan.

Lho mas, itu kan tergantung orangnya masing-masing?
Itu kan yang salah yang otaknya suka ngeres?
Ya iya sih, tapi setidaknya kalo orang itu bebas mempertontonkan auratnya, berarti sama dengan memberikan “fasilitas” bagi orang lain untuk berotak ngeres. Memberikan ‘tontonan’ gratis yang kemudian mampu memicu timbulnya sahwat.

Nah, gimana kalo sudah begini?
Makanya dari sekian pelaku kriminal pemerkosaan dan perbuatan cabul, ketika ditanya kenapa mereka melakukan perbuatan itu, sebagian besar mereka mengaku karena habis menonton film donal bebek! (hehe..kamu tahu lah donal bebek itu film apaan? Ya film kartun! Hehehe).

Nah tuh, bener kan?
Jadi, ketika seseorang itu merelakan dirinya untuk mengumbar aurat, maka sama artinya memberikan “inspirasi” kepada lawan jenisnya untuk “berimajinasi”, yang kemudian sangat rentan dilakukan pemenuhan alias “ekspresi”.
Hmm, maka jangan salahkan kalo ekspresi itu sampe dilampiaskan dengan cara memperkosa. Hiii, ngeri euy!


Belum lagi nanti imbasnya kepada Moral atawa Akhlak.  Terlihat banget kok orang-orang yang hoby melototin aurat (idih, bilangnya hoby?).  Jangankan mau menghafal Al-Quran, rumus-rumus Hukum Newton dalam pelajaran Fisika jadi amblas. Maka akhirnya, Kaum muslimin sekarang ini menjadi lemah karena generasi-generasinya dijajah pikirannya dengan “tradisi” umbar aurat.
Lebih tepatnya: Diteror dengan tayangan-tayangan aurat!
Astaghfirullah…

sebenarnya tidak hanya kita merasa terteror dengan maraknya aurat dimana-mana, kita juga merasa diperkosa! (Wataw! Apalagi ini? Masak iya sih?). Ya iyya lah…masa' iya iya dong, mulan aja jamilah bukan jamidong.

Maksudnya begini sayang,….

Menyalahkan diri kita sendiri yang mudah tergoda memang sudah mesti, tapi bagaimana dengan aurat-aurat yang bergentayangan itu?
Apa kita nggak boleh menyalahkan mereka yang mengumbar sahwatnya, sementara mereka telah “memperkosa” keimanan kita? Nggak bisa gitu dong, kagak adil alias njomplang, brur!  Ibarat kita kalo rumahnya dimaling, kita mau gebukin itu maling malah kita yang terkena pasal kekerasan dalam rumah tangga. Waduh ! Sreeeeeettss GUBRAKKSSSss!!!

jadi jangan hanya berpikir kaum perempuan aja yang biasa jadi korban pemerkosaan, kaum laki-laki juga demikian, setidaknya “pemerkosaan” iman.
Jadi sekarang di mulai dari kita, kalau kita tidak mau merubah kepribadian kita menjadi lebih bai dan semakin baik,,
Kita akan tertelan zaman yang makin nggak karuan,, nggak mau kan..?
bukan permaslalahannya salah siapa??
Tapi siapa yang akan lebih dulu untuk merubah dirinya menjadi lebih baik..!
Berfikirlah sekarang..!  selama hidayah itu masih ada.

Nb: Di Resume dari notes FB teman
MENJADI LEBIH BAIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar